27 November, 2018

Sosialisasi Geopark Kebumen






Pernyataan presiden dalam ratas (rapat terbatas) di istana kepresidenan di bogor beberapa waktu silam merupakan sebuah kesempatan emas untuk para penggiat wisata dan pembangunan destinasi wisata-wisata yang mulai digalakkan. Salah satunya dengan konsep Geopark

Geopark bisa dikatakan standing issues yang kini sedang inn dalam aspek pengembangan kelingkungan yang berkelanjutan. Aspek fisik, yakni dari segi sumber daya alam dengan manusia yang hidup di sekitarnya adalah interaksi sekaligus modal awal yang bisa dikembangkan. Beberapa agenda sosialisasi tentang Geopark perlu di massifkan sebagai upaya campaign mode offline maupun online. Memperkaya konten dari berbagai lini dirasa perlu. Masyarakat terus disuguhkan tentang Geopark. 

Pernyataan menarik terlontar saat FGD aspiring Geopark di Gedung Jatijajar, kompleks pendopo kabupaten Kebumen pada 23 November 2018 : “ Geopark bukan sekedar wisata, dan berbeda dengan wisata”. Hal tersebut menitik beratkan bahwasanya Geopark perlu banyak pasrtisipan berbagai elemen masyarakat. Gerakannya bisa dari atas, atau bawah (Botom-up—up to bottom approach). Yang perlu diingat adalah tentang konsep sustainable development, yakni pembangunan berkelanjutan. Karena terdapat unsur SDM dan Alam yang keduanya merupakan syarat mutlak kehidupan. 

Geopark memiliki usulan 59 titik destinasi point penting (Geosite) yang dikelompokan menjadi 3; Biologi, Geologi, dan Budaya yang dibagi ke dalam sub Kawasan Karangsambung (Utara), Kawasan Sempor (Tengah), Kawasan Pesisir Ayah (Selatan). Tersebar di 12 kecamatan dan 117 Desa di Kabupaten Kebumen seluas 543,599 Km2. Dari banyaknya daerah tersebut, maka stake holder perlu digerakan bersama ke dalam jangkauan satu frekuensi yang membangun trend positif. 



**Bersambung**

Artikel Terkait

Hi, follow twitter @kangtoer aja, siapa tau jodoh :)


EmoticonEmoticon