31 Maret, 2019

Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1440 H, Di Desa Klirong

Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1440 H Desa Klirong
Bapak Kyai Haji Bejo Astajirin Dari Tersobo, Prembun

Klirong. Info - Isra Mi’raj adalah perjalanan malam hari Rasulullah Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Mekah) ke Masjidil Al Aqsa (Yerusalem-Palestina/Israel), kemudian dilanjutkan menuju langit ke Sidratul Muntaha dengan tujuan menerima wahyu Allah SWT yaitu menerima perintah sholat lima waktu.

Untuk memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, warga desa Klirong mengadakan pengajian oleh Bapak Kyai Haji Bejo Astajirin Dari Tersobo, Prembun yang diadakan di halaman Balai Desa Klirong dan mengambil tema "Dengan Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW Mari Kita Jadikan Sholat Sebagai Kebutuhan Di Kehidupan Dunia dan Akhirat". Tampak hadir kepala Desa Klirong, Slamet, tokoh Agama dan tokoh masyarakat Desa Klirong yang turut meramaikan acara. Minggu, (31/03/2018).

Dalam sambutannya, kepala Desa Klirong mengajak warga agar dapat mengambil hikmah dari peristiwa Isra Mi’raj ini, di mana pada peristiwa itu Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah dari Allah SWT, untuk melaksanakan sholat lima waktu.

“Makna dari Peringatan Isra Mi’raj ini, kita harus jadikan momentum ajang silaturahmi sesama umat Nabi Muhammad Saw, menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai tauladan kita untuk dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Peristiwa Isra Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam mendapatkan perintah sholat lima waktu. Sehingga dengan peristiwa itu, kita sebagai umatnya Nabi Muhammad SAW wajib melaksanakan sholat 5 waktu,” paparnya.


Lebih lanjut, Slamet menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat Desa klirong yang telah turut andil menjadi bagian panitia pelaksanaan Isra Mi’raj.

Kita perlu mengapresiasi kepada panitia yang telah mensukseskan acara ini, maka dengan dilaksanakannya peringatan Isra Mi’Raj ini, kita wajib mempertahankan kualitas keimanan dan yang terpenting hikmah dari acara ini yang sangat terasa nyata yaitu kita dapat bertatap muka dengan para alim ulama, tokoh masyarakat, yang mungkin kesehariannya jarang sekali bisa bersilaturahmi di karenakan kesibukan masing-masing.

Acara tersebut diawali dengan pembacaan Qiro’atil Qur’an dan dilajutkan dengan tausiyah kemudian ditutup dengan do’a. (admin)

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon